Selasa, 28 Agustus 2012

Menjadi Perempuan Inspiratif

MENJADI PEREMPUAN INSPIRATIF
By. Aya Susanti, M.Th.

Aku terhenyak tidak percaya ketika mendengar berita ada anak gadis dijual ke luar negeri. Lama-kelamaan aku tahu motif di balik penjualan terhadap kaumku yang telah menjadi kebiasaan di daerah asalku. Alasannya adalah kesulitan finansial yang melilit keluarga. Apa pun alasannya, penjualan manusia adalah tidak dapat dibenarkan. Itulah pendapatku ketika aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Tetapi ada dayaku di saat itu? Aku mulai memutar otak dan berpikir untuk membela kaumku. Aku teringat kepada tokoh nasional yakni ibu Kartini yang sangat memerhatikan nasib kaum perempuan di negeri ini. Kalau ibu Kartini dapat berbuat sesuatu untuk memperjuangkan kaumnya, demikian pula halnya denganku.
Menulis, ya aku dapat membuat karya tulis untuk menyuarakan isi hatiku. Aku mulai menulis di majalah dinding sekolahku. Kisah yang kutulis adalah kisah sedih di balik fenomena penjualan anak gadis tetanggaku. Sewaktu duduk di bangku sekolah lanjutan, aku mulai menyuarakan pembelaan terhadap kaumku melalui corong radio, di media cetak kotaku yang diterbitkan setiap hari sampai karya tulisku juga dimuat di majalah berskala nasional.
Sewaktu aku tamat dari Sekolah Lanjutan Atas, kulanjutkan studi di luar pulau Kalimantan, yakni di pulau Jawa. Sejak saat itu keberanianku semakin terasah, aku tidak hanya membela kaum perempuan melalui tulisan namun juga berjuang sebagai pembicara atau orator melalui mimbar-mimbar dan forum-forum resmi. Sudut pandang perjuanganku tetap terarah kepada kaum perempuan, namun fokusnya kini lebih spesifik ke arah pengembangan diri perempuan itu sendiri. Sama seperti pria, perempuan juga memiliki potensi yang luar biasa untuk diberdayakan. Topik-topik yang aku tulis, ceramahkan, siarkan dan praktikkan adalah mengenai pembangunan diri perempuan yang menjadi instrumen berkat bagi diri sendiri, bagi keluarga dan masyarakat luas.
    Kiprahku di dunia pendidikan telah berjalan selama dua puluh dua tahun. Selain itu, aku juga menjadikan diriku sebagai teladan untuk menstimulir kaumku agar mau belajar seumur hidup di dalam kehidupan. Baik di dalam studi formal maupun informal. Ketika aku sudah hampir merampungkan studi strata tiga, aku sudah menerbitkan karya tulisku sebanyak enam buku untuk mencerahkan pemikiran para perempuan. Selain mengajar, memotivasi dan memimpin organisasi perempuan di tanah air, aku juga berkiprah di dalam dunia seni untuk mementaskan keindahan karya perempuan yang memperkaya khazanah dunia teater berupa opera, operet, drama dan lagu-lagu ciptaan yang sudah dialbumkan.
    Aku terlahir sebagai perempuan, hidup dan mati juga tetap sebagai perempuan. Namun itu tidaklah cukup, sebagai sesama perempuan, selagi sama-sama masih memiliki kesempatan untuk hidup, aku mau terus berkarya untuk membangun kaumku, kaum perempuan di seantero jagat raya, teristimewa untuk kaum perempuan di negara kesatuan Republik Indonesia. Hidupku, karyaku, perjuanganku adalah persembahan terindah untuk kaumku. Wahai perempuan, jadilah kreatif, jadilah inspiratif.

Jakarta, 29 Agustus 2012
STT Jaffray Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar